BNN Temukan Makanan Anak TK Dicampur Narkotik
Kepala Badan Narkotika nasional (BNN) Budi Waseso (tengah) memberikan keterangan pers tekait capaian kinerja BNN di Kantor BNN Jakarta, Kamis (22/12). BNN berhasil mengungkap 807 kasus kejahatan narkotika dan mengamankan 1.238 tersangka yang terdiri dari 1.217 WNI dan 21 WNA serta berhasil menyita aset lebih dari Rp260 miliar dari 21 kasus TPPU terkait kejahatan narkotika.

12 Januari, 2017
Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan lima kasus makanan dan minuman konsumsi anak-anak siswa Taman Kanak-Kanak (TK) terkontaminasi narkotika.
tirto.idAncaman narkotika kini ternyata mengintai korban anak-anak yang masih belia. Baru-baru ini Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan lima kasus makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak siswa Taman Kanak-Kanak (TK) telah dicampur atau terkontaminasi zat narkotika.

“Dari hasil penemuan dan juga laporan dari masyarakat, anak-anak TK terkontaminasi (narkotika) melalui makanan dan minuman, dan ternyata mereka tidak perlu membayarnya,” kata Kepala BNN, Komisaris Jendral Polisi, Budi Waseso, di Denpasar, Bali pada Kamis (12/1/2017) seperti dikutip Antara.

Budi menambahkan kasus seperti itu bisa terjadi karena ada sindikat yang membayar warung-warung di sekitar sejumlah sekolah TK untuk mencampuri makanan dan minuman jualannya dengan narkotika.

“Tujuannya tentu agar anak-anak itu akan addict (kecanduan), begitu addict maka akan menjadi pangsa pasar (konsumen narkoba) berikutnya,” kata dia.

Menurut Budi sejumlah sindikat perdagangan narkoba kini mulai khawatir jumlah konsumennya terus menurun dan akan segera berhenti mengonsumsi obat terlarang pada beberapa tahun mendatang. Karena itu mereka mencoba menyiapkan calon pecandu baru dari kalangan anak-anak.

“Di kalangan mereka, menggunakan sandi regenerasi pasar,” ujar dia.

Dia menambahkan perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang merupakan bisnis yang menggiurkan. Berdasar data hasil investigasi BNN selama ini, satu sindikat bisnis narkoba bisa meraup omzet Rp1-1,3 triliun dalam tiga bulan saja. Tidak heran, cara apapun ditempuh para bandar untuk mempertahankan bisnisnya.

“Berdasar data peredaran narkoba, setidaknya dalam satu tahun belanja narkotika di Indonesia mencapai Rp72 triliun,” kata Budi.

Sayangnya, Budi menolak memerinci tempat-tempat penemuan kasus makanan anak-anak TK yang bercampur dengan narkoba tersebut.

“Di beberapa daerah, karena ada laporan maka kami dalami,” kata Budi.

Pada akhir 2016 lalu, BNN juga telah memusnahkan sejumlah hasil sitaan produk narkotika yang dikemas dalam bentuk permen. Produk narkotika jenis baru asal Cina dan Thailand itu diduga menyasar konsumen anak-anak.

Pekan lalu, BNN juga mengumumkan berhasil mendeteksi ada 11 negara yang aktif menyuplai narkotika ke Indonesia melalui operasi 72 jaringan sindikat internasional. Suplai narkotika terbesar datang dari Cina, Afrika dan Amerika Latin.

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *